Keempat kitab Injil semuanya menulis tentang mujizat 5 roti dan 2 ikan. Dalam kitab Markus 6: 30-52, Yesus digerakkan oleh belas kasihan ketika melihat kerumunan orang banyak itu. Dituliskan bahwa mereka seperti domba-domba tanpa gembala. Belas kasihan ini memotivasi terjadinya mujizat.
Bandingkan dengan motivasi yang ada dalam hati murid-murid. Mereka ingin Yesus menyuruh orang-orang ini pulang saja dan masalah akan selesai (ayat 36). Ketika Yesus tidak mengiyakan ide tersebut, mereka mencoba meyakinkanNya bahwa memberi makan lima ribu orang lebih ini adalah hal yang mustahil dengan berkata “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (ayat 37)
Mungkin saja para murid memiliki bekal makanan mereka sendiri, tapi bukannya peduli dan berbelas kasih kepada banyak orang, mereka berfokus kepada diri sendiri. Hingga seorang anak kecil datang membawa lima roti dan dua ikan dan memberikannya dengan cuma-cuma kepada banyak orang. Dalam kepolosannya, anak kecil ini menunjukkan belas kasih atau compassionate yang sama dengan apa yang ditunjukkan oleh Yesus.
Yesus bisa memberi makan lima ribu orang berkat kemurahan hati seorang anak kecil. Kita semua telah sering mendengar Firman tentang perpuluhan atau tentang memberi. Pertanyaannya adalah apakah kita melakukannya dengan motivasi seperti anak kecil dengan bekal makan lima roti dan dua ikannya? Atau justru esensi dari memberi telah dipudarkan dengan motivasi bahwa Tuhan pasti akan membalas pemberian kita?
Ini bukan tentang pemberian kita, jumlah maupun presentasenya. Ini semua adalah tentang belas kasihan yang menggerakkan orang untuk memberi. Tentang apakah kita memiliki kemurahan hati untuk melihat kebutuhan orang lain atau menimbun untuk keinginan diri sendiri. Memberi adalah sikap hati. Jika kita mengijinkan Tuhan mengaruniakan kemurahan hati di dalam diri kita, maka persoalannya bukan lagi tentang haruskah kita memberi atau berapa yang kita beri, namun dimana dan bagaiman kita bisa menunjukkan belas kasihan seperti yang Yesus tunjukkan.
Dan jawabannya adalah disini, di pelayanan CBN. Ratusan ribu penonton program TV CBN adalah orang-orang banyak yang lapar dan seperti domba tanpa gembala. Mereka membutuhkan pertolongan dari masalah hidup yang menjerat mereka. Dengan menjadi Mitra CBN, Anda menunjukkan bahwa Anda tidak hanya peduli dengan keselamatan yang telah Anda peroleh dalam Tuhan, namun juga peduli dengan mereka. Mereka juga memerlukan Tuhan.
Bergabunglah sekarang menjadi Mitra CBN. Ajak teman dan keluarga Anda, dan kita akan melihat bukan hanya satu tapi banyak anak kecil polos (yang sedang memegang bekal makanannya untuk diberikan kepada banyak orang) masih ada di jaman sekarang ini. Milikilah kemurahan hati, dan jadilah Mitra CBN!