Belajar Dari Abraham, Orang Kaya yang Suka Memberi
Views : 7911 |
Mon September 19th, 2016
Forbes kembali mengeluarkan daftar sejumlah orang terkaya di dunia beberapa bulan lalu, termasuk di antaranya orang-orang terkaya di Indonesia. Sejumlah nama masih bertahan dalam daftar posisi teratas sejak tahun sebelumnya. Uniknya, beberapa nama dalam daftar tersebut juga dikenal sebagai filantropis atau dermawan yang menyumbangkan hartanya. Harta mereka disumbangkan untuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan hingga kesehatan. Seperti Bill Gates yang mendirikan Yayasan Bill and Melinda Gates Foundation. Nama lain seperti Warren Buffet dan Mark Zuckerberg juga termasuk miliarder dunia yang sering menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal. Pertanyaannya, apakah orang-orang ini suka memberi karena mereka kaya, atau sebaliknya, mereka kaya karena suka memberi?
Yang jelas, di Alkitab ditulis kisah satu pribadi yang juga sangat kaya raya dan juga sangat suka memberi. Namanya Abraham. Abraham adalah orang yang sangat diberkati Tuhan di masanya. Ada 3 hal dalam perjalanan hidup Abraham yang bisa kita pelajari sebagai orang percaya:
1. Memberi Perpuluhan dan persembahan
Manusia sering kali lupa untuk mengucap syukur atas berkat yang telah diterima dari Tuhan. Memberi perpuluhan dan persembahan juga merupakan salah satu bentuk ketaatan dan ucapan syukur yang dapat kita dilakukan. Setelah kemenangan mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia (Kejadian 14:1-17), Abraham memberi perpuluhan sebagai respon tindakan iman melalui imam Melkisedek.“dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya”. Abraham sadar bahwa perpuluhan merupakan standar minimal mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan yang dipercayakan kepada Abraham.
2 . Menghormati Tuhan
Abraham harus melewati ujian terbesar bagi semua ayah, yaitu menyerahkan anak satu-satunya yang sangat ia cintai. Ujian ini menjadi jauh lebih berat mengingat Ishak adalah anak yang lahir setelah Tuhan berjanji kepada Abraham yang sudah berusia seratus tahun, bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit. Tuhan sendiri tercengang dengan ketaatan Abraham yang mau menghormati Tuhan lebih daripada rasa cintanya kepada Ishak. "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
3. Menjadi Sumber Berkat Bagi Orang Lain
Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu daripadaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. Pertengkaran yang terjadi antara para gembala Abraham dan para gembala Lot memicu perpisahan Abraham dengan Lot. Namun, Abraham dengan murah hati mengizinkan keponakannya memilih tanah yang sesuai dengan seleranya. Tuhan tentu merespon tindakan Abraham yang dengan tulus memberikan harta yang dimilikinya. Kemurahan Abraham itu diganjar Tuhan dengan pembaharuan janjiNya, “Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepadaAbram dan berfirman: ‘Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu’.
Abraham telah membuktikan kesetiannya pada Tuhan melalui pemberian yang tulus dan sebagai gantinya, Tuhan menambah-nambahkan berkat bagi Abraham. Firman Tuhan berkata “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu”. Anda juga dapat memberi seperti yang Abraham lakukan, yaitu memberi perpuluhan dan persembahan, memberi karena menghormati Tuhan, dan menjadi sumber berkat bagi orang lain melalui memberi. Memberi melalui CBN, berarti membantu mengabarkan kasih Tuhan melalui berbagai tayangan televise, media online, maupun konseling Center 24 jam. Apa yang Anda berikan bisa menjangkau jiwa-jiwa baru untuk dipulihkan. Jadilah Mitra CBN dengan mengisi data diri Anda secara lengkap dalam formulir di bawah ini atau dengan klik cbn.jawaban.com/donate atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC #Nama Lengkap #Email.
Mari bergabung dan menjadi berkat bagi sesama bersama dengan kami!