“Ketika usia saya 14 tahun saya gemar untuk bersolek, saya
cenderung memakai pakaian perempuan agar menjadi perempuan seutuhnya. Saat itu
papa saya sudah menyadari perubahan yang terjadi pada diri saya, saya mulai
berani memakai lipstick dan dari situ papa saya tidak suka, ia marah dan
langsung memukuli saya. Saya bilang meskipun saya dipukuli sampai matipun saya tidak akan pernah berubah.”
Beranjak dewasa ia semakin nekat dengan melakukan operasi Transgender. Setelah operasi berhasil dilakukan, Jonathan berganti nama menjadi Tania, kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan seorang pria. Saat itu suaminya tidak mengetahui identitas Jonathan yang sebenarnya, tapi tidak butuh waktu yang lama, suaminya mengetahui hal yang sebenarnya sehingga ia diceraikan.
“Saya sempat menikah, tetapi pernikahan saya tidak bertahan lama setelah dia tahu keadaan identitas saya yang sebenarnya. Dia meninggalkan saya dan menganiaya saya. Saat itu saya merasa sakit hati dan rasanya hidup saya tidak ada artinya lagi,” ungkap Jonathan.
Jonathan mulai masuk dalam dunia prostitusi. Ia sangat menyukai pekerjaannya sebagai seorang PSK (Pekerja Seks Komersial) karena banyak teman dan banyak uang, apapun yang diinginkan ia bisa langsung membelinya. Tapi di satu sisi Jonathan juga merasa jenuh dan bingung karena kebahagian yang ia cari belum juga ditemukan.
“Kadang saya tidak terima, Tuhan mengapa saya harus mengalami nasib seperti ini?” jerit Jonathan dalam hati. “Saya berpikir hidup saya ini mau ngapain? Sejak saat itu saya mulai mencari tahu kekosongan di dalam diri saya. Sampai saya diajak teman untuk ikut persekutuan doa dan di dalam persekutuan itu membahas Firman tentang identitas diri.”
Semenjak itu Jonathan mulai jijik dengan “dirinya” sendiri, semua pakaiannya sebagai seorang perempuan disingkirkan, ia juga melepaskan implan yang ditanam di payudaranya, dan mulai kembali kepada jati dirinya sebagai seorang laki-laki.
“Saya telah melakukan operasi payudara, operasi kelamin, bahkan sampai saya sempat menikah, semua itu telah saya lewati dan apa yang saya lakukan di masa lalu itu adalah identitas palsu saya yang dipalsukan oleh iblis. Identitas saya yang benar itu adalah sebagai seorang laki-laki. Karena ciptaan-Nya tidak pernah gagal,” tutup Jonathan. Tidak sampai disitu saja, Jonathan juga melayani orang-orang dengan background kehidupan yang sama dengannya agar mereka dapat menemukan gambar diri yang benar di dalam Tuhan.
Hanya Tuhan yang sanggup membenarkan kehidupan kita umat-Nya, sama seperti yang Tuhan telah lakukan di dalam kehidupan Jonathan Than, begitu juga Tuhan akan melakukannya dalam kehidupan Anda, Tuhan memberkati!