"My heroes are and were my parents. I can't see having anyone else as my heroes." Michael Jordan
Dunia mencatat Michael Jordan adalah legenda di lapangan basket. Walaupun sudah pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya, namun nama besarnya seolah tak tergantikan. Sebagai ikon NBA dan nomor kaosnya “23” hingga kini digantung di langit-langit hall of fame dan adalah bentuk penghargaan atas prestasinya. Menilik jauh kebelakang hidupnya, ternyata selain kerja keras dan pantang menyerah peran orang tua juga turut menentukan masa depannya. Bagaimana cara ibunya menanamkan iman kepada Tuhan, menjadi sebuah pondasi bagi perjalanan karir Michael Jordan.
Besar kecil peran orang tua bisa menentukan masa depan anak-anaknya. Mungkin tidak sefenomenal Michael Jordan, tapi kasih sayang bapak Walyadi memperjuangkan kesembuhan anaknya patut diacungi jempol. Bapak Walyadi berprofesi sebagai supir di salah satu rumah makan. Sedangkan istrinya bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan mie instan. Kesibukan pasangan suam istri ini yang menyebabkan anak-anaknya tidak ada tempat untuk curhat tentang keseharian atau masalah mereka. Akibatnya, anak sulungnya, Ayub yang pada awal kuliah keliatan baik-baik saja, tapi pada semester kedua mulai nampak gejolaknya tertekan. Sebagai pelariannya Ayub sering membuka video porno melalui internet. Bahkan karena depresi yang sangat tinggi Ayub sempat ingin melakukan bunuh diri. Bahkan sampai dirawat kejiwaannya di tempat rehabilitasi di daerah Cianjur.
Suatu hari secara tidak sengaja bapak Walyadi menyaksikan acara Solusi dan mengikuti doa pembawa acara. Sesudah itu, dia memberanikan diri menghubungi Solusi melalui SMS. Saat dihubungi oleh tim konseling bapak Walyadi mengatakan melalui pergumulan ini, Tuhan ijinkan terjadi didalam rumah tangga mereka karena Tuhan ingin memulihkan hubungan keluarganya, baik antara suami dan istri, maupun orang tua dengan anak-anak. Bapak Walyadi memulai mezbah doa di dalam keluarganya dan ada kesatuan hati bersama istri untuk memperbaiki rumah tangga serta hubungan dengan anak-anaknya. Pada tanggal 22 Juni 2015 bapak Walyadi memberitahukan, bahwa saat ini anaknya sudah sembuh total dan sudah berkumpul bersama dengan keluarga.
Kasih Tuhan kepada kita sering digambarkan dengan hubungan kasih Bapa terhadap anak-Nya. Menerima keadaan kita apa adanya dan membantu kita menemukan jalan hidup yang lebih baik ketika kita tersesat. Jika Anda saat ini telah menjadi orang tua, pergunakan itu sebagai kesempatan untuk mendidik anak-anak menemukan Tuhan dalam hidup mereka. Anda juga bisa menjadi berkat bagi generasi muda dan menolong anak-anak muda seperti Ayub, Anda dapat mendukung pelayanan media yang menjangkau anak-anak muda melalui program Generasi Zeru dengan mengisi form yang tersedia dibawah artikel ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Apa itu Generasi Zeru? Simak keterangan lengkapnya disini
Jadilah inspirator anak muda dengan menjadi Mitra CBN!
Info lengkap tentang Mitra CBN klik disini
Info lengkap tentang Pelayanan CBN klik disini