Di dunia ini tidak ada yang kekal, bahkan segala sesuatu yang kapanpun diambil Tuhan. Oleh karena itu diperlukan hikmat dan kebijaksaan dalam mengelola segala sesuatu yang Tuhan percayakan di dalam kehidupan kita. Bapak Adi adalah salah satu responden yang sering menghubungi Sahabat 24 sejak tahun 2009 dan mempunyai kedudukan yang baik dalam pekerjaannya, namun pada akhirnya ia harus kehilangan pekerjaan itu.
Bapak Adi menghubungi Sahabat 24 meminta dukungan doa supaya segera mendapatkan pekerjaan yang baru. Tetapi pekerjaan yang dirindu-rindukan tidak juga ia dapatkan, tidak terasa sudah hampir 9 bulan berlalu. Banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu tersebut, Bapak Adi mengalami proses yang sangat tidak menyenangkan. Mulai dari cicilan rumah yang tidak terbayar beberapa bulan, tidak ada biaya untuk anaknya yang akan masuk TK dan SD, bahkan ia sempat menyalahkan isterinya yang berhenti dari pekerjaan dan memilih hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Bapak Adi sangat sensitif dan mudah marah.
Setelah 9 bulan itu berlalu, Bapak Adi kembali menghubungi Sahabat 24. Ia mencerikatan bagaimana Tuhan menolongnya setelah 9 bulan mengalami proses yang tidak menyenangkan. Akhirnya Bapak Adi mendapatkan pekerjaan dan Tuhan mulai memulihkan perekonominya. Saat ini ia bekerja sebagai Manager Audit di sebuah kantor Akuntan Publik di Jakarta. Ia juga bersyukur karena anak-anaknya sudah bersekolah di TK dan SD yang letaknya dekat dengan rumahnya.
Bapak Adi meyakini bahwa “Kalau Tuhan sudah menolong di masa lalu, pasti Tuhan juga akan mengangkatnya di masa depan”. Saat ini Bapak Adi menyerahkan masa depan dan keluarganya ke dalam tangan Tuhan dan mempunyai pengalaman pribadi seperti Ayub bahwa Tuhan menolong tepat pada waktu-Nya. Setelah dipulihkan Tuhan, Bapak Wisnu berkomitmen untuk selalu berjalan dalam iman, memulai persekutuan doa pribadi dengan Tuhan setiap pagi dan terus membaca Firman Tuhan.
Bapak Adi telah berproses dan mengalami Tuhan di dalam kehidupannya, begitu juga Anda para Mitra CBN yang tetap mengambil keputusan untuk menabur meskipun mungkin sesekali terasa sulit. Mari bergandengan tangan untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan menuai banyak jiwa. Jbu!