Apakah Aku Salah Mengambil Keputusan?
Views : 7672 |
Wed June 29th, 2016
Mari istirahat sejenak dari aktivitas Anda dan bayangkan, sejak Anda bangun tidur hingga membaca tulisan ini, berapa banyak keputusan yang Anda ambil? Entah itu hanya memutuskan model baju apa yang akan Anda pakai, pergi ke kantor atau ke kampus naik apa, atau sekedar memikirkan menu sarapan apa yang enak untuk mengganjal perut. Itu hanya sebagian kecil dari keputusan sederhana, sementara ada juga keputusan yang menuntut kosentrasi penuh karena berhubungan erat dengan masa depan. Apalagi jika kondisi di sekeliling Anda tidak mendukung, bisa dipastikan keputusan yang kita buat sungguh tidaklah mudah.
Kisah Ana, seorang ibu dari Surabaya sangat jelas menggambarkan keadaan tersebut. Keputusannya mengikut Yesus membuatnya harus kehilangan pekerjaannya sebagai guru TK. Padahal saat itu posisi Ana adalah tulang punggung bagi keluarganya. Pernikahan yang sering diwarnai konflik dengan suami yang tidak mau bertanggungjawab menghidupinya, membuatnya harus menerima kenyataan bahwa ia yang harus mengambil alih tugas suami sebagai pencari nafkah.
Berbagai upaya dilakukan Ana demi memenuhi kebutuhan sehari-hari anak-anaknya. Surat lamaran pekerjaan sudah ia kirimkan kemana-mana tapi tak satupun instansi ataupun perusahaan bersedia menerimanya. Pekerjaan apa saja ia kerjakan termasuk menjadi pengasuh bayi dan merawat orang sakit. Walaupun harus berpindah-pindah tempat kerja Ana tetap setia melakukannya selama kurang lebih delapan tahun.
Kesulitan demi kesulitan yang Ana alami tidak mengubah keputusannya. Tidak ada yang bisa menggantikan ketenangan dan damai sejahtera yang ia rasakan ketika bertemu dengan Yesus. Ana lalu mencari komunitas dan gereja untuk menjawab rasa ingin tahunya tentang Pribadi yang telah mengubah hatinya itu. Sementara untuk meneguhkan iman percayanya, Ana menyaksikan tayangan Solusi. Kesaksian orang-orang yang hidupnya mengalami Tuhan menjadi motivasi bagi Ana saat ia didera rasa putus asa menjalani hidupnya.
Suatu kali ketika Ana mencatat nomor Konseling Center CBN dan menghubunginya untuk meminta dukungan doa agar pergumulannya mencari pekerjaan yang lebih baik dapat segera terjawab. Ana begitu bersemangat ketika SMS-nya mendapatkan respon dari konselor. Ia merasa memiliki seorang teman yang kapan saja bisa dihubungi dan selalu menumbuhkan pengharapan yang baru di dalam Tuhan.
Sebulan berselang, Ana kembali mengirimkan SMS dengan kabar sukacita bahwa lewat dukungan doa dari para konselor di Konseling Center CBN ia diterima bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit di kota Surabaya. Pekerjaan baru ini sangat berarti bagi Ana karena ia bisa menopang ekonomi keluarganya lebih baik lagi. Sejak doanya dijawab Tuhan, Ana semakin giat bersaksi kepada teman-teman kerja dan kelompok selnya di gereja sambil terus berharap Tuhan memulihkan keluarganya.
Melalui kisah hidup Ana kita melihat bagaimana Tuhan menggenapi Firman-Nya dalam Mazmur 9:11, “Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.” Ana telah mengambil sebuah keputusan besar untuk tetap mengikut Tuhan dalam hidupnya. Apakah keputusan besar yang sudah Anda ambil hari-hari ini?
Mungkin salah satunya adalah keputusan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan orang-orang yang dahulunya seperti Ana. Keputusan Anda menjadi seorang Mitra CBN akan menghadirkan Solusi dan Konseling Center CBN untuk meneguhkan iman dan pengharapan mereka. Kami berterimakasih atas keputusan Anda mendukung pelayanan CBN dan mengundang Anda yang belum bergabung untuk mendaftarkan diri Anda sekarang juga sebagai Mitra CBN. Mari bergabung dengan mengisi formulir terlampir atau SMS ke nomor 081.5965.5960, ketik JC # Nama Lengkap # Email.
Keputusan yang Anda buat tidak hanya berdampak bagi orang lain tapi juga untuk Anda. Sebuah hadiah spesial akan kami berikan kepada Anda yang telah memutuskan bergabung dan mengkonfirmasi donasinya.