Berawal dari sariawan yang tidak kunjung
sembuh, Kezia Christine Nurmalan tidak pernah menyangka bahwa kehidupannya akan
berubah saat itu.Dia sudah pergi ke banyak dokter, tapi diagnosa mereka selalu
sama, kanker lidah.
Setelah tiga minggu divonis kanker, Kezia bersiap MRI karena akan melakukan operasi. Namun karena mesin MRI mendadak rusak, Kezia akhirnya pergi ke gereja atas masukan kakaknya. Sesampainya di gereja justru dia kebingungan dengan situasi gereja karena ada yang menangis, terjatuh, dan itu membuatnya takut. Tapi ketika seorang pendeta bertanya kepadanya, apakah ia mau menerima Yesus sebagai Juruselamat, anehnya ia menjawab, mau.
Usai kepergiannya ke gereja, Kezia selalu
berdoa secara Kristiani untuk meminta pertolongan Tuhan dalam operasinya. Operasi
pertamanya berjalan di Singapore selama 16 jam. Sayangnya operasi ini belum
berhasil karena seusai operasi, dokter menusukkan jarumnya ke lidahnya dan tidak
ada darah mengalir, lidahnya mati. Jadi Kezia harus menjalani operasi kedua.
Di operasi kedua, Kezia hampir mati karena
mendapati dirinya di tempat luas, semuanya putih. Tapi Tuhan berkata,”Anak-Ku pulanglah karena anakmu masih
menunggu di rumah.” Seketika itu juga Kezia terbangun dan melihat orang-orang
disekitarnya panik mengira dia sudah meninggal. Pemulihan terjadi setelah
operasinya yang kedua. Walaupun sempat merasa tidak sanggup, tapi Tuhan
menguatkannya lewat hamba-hamba Tuhan yang selalu mendoakannya.