Tidak banyak orang tua yang mengerti bahwa bakat pada anak bisa diciptakan atau dilatih. Jarot Wijanarko, seorang penulis dan motivator keluarga menyampaikan bahwa pada dasarnya terdapat banyak sekali bakat dalam diri seseorang. Hal ini disebabkan karena 1 dari 23 pasang kromosom manusia ketika masa pembentukkannya menentukan jenis kelamin. Sedangkan 22 pasang lainnya menentukan fisik, minat, bakat, talenta, kemampuan, dan lain-lain. Oleh karena itu, bakat seseorang akan terus berkembang jika dilatih. Kemampuan non teknis atau soft skill lain seperti daya ingat yang baik atau multitasking juga bisa dilatih. Salah satu langkah praktisnya misal membantu anak untuk mengingat dengan gambar. Bantuan visual atau alat peraga akan menyederhanakan pengajaran. Hal ini juga berlaku untuk kita sebagai orang dewasa. Sederhanakan hidup, maka memori Anda akan kuat.
Lalu bagaimana mengenali dan melatih bakat anak-anak kita?
1 Tes Potensi Bakat
Salah satu tes potensi adalah tes sidik jari relevan dilakukan pada bayi, karena unsur genetik yang ada padanya masih sangat baik untuk dianalisa. Ketika berkembang dan bertambah usia, banyak faktor yang mempengaruhi anak contohnya lingkungan, terapi, dan pergaulan sehingga tes ini tidak relevan lagi. Anda bisa melakukan tes minat dan bakat akan yang sesuai jika dilakukan pada usia SD hingga SMP.
2 Orang Tua Yang Mengarahkan
Elastisitas otak seseorang terjadi pada 5 tahun pertama pertumbuhan anak, pada usia ini pula seseorang dikatakan melalui ‘usia emas’, sehingga parenting yang baik dari kedua orang tua sangat mendukung perkembangannya. Terapi melalui fungsi seorang ayah akan membangkitkan DNA anak bekerja sesuai fungsinya. Sedangkan terapi sang ibu akan mendorong minat dan bakat anak. Oleh karena itu, fungsi ayah dan ibu sangat berbeda.
3 Menciptakan Bakat
Memasuki usia dewasa, talenta seseorang juga bisa diciptakan. Menyukai apa yang dikerjakan, sama artinya dengan memunculkan bakat baru dalam diri. Mengapa bisa begitu? Semuanya dikarenakan adanya teori neuroplastisitas. Konsep neuroplastisitas merujuk kepada kemampuan otak dan sistem syaraf manusia untuk berubah secara struktural dan fungsional sebagai akibat dari pengaruh lingkungan. Oleh karena itu, jika Anda atau pun anak Anda merasa salah memilih pendidikan, pekerjaan, dan lainnya, sukailah pekerjaan Anda dengan begitu Anda akan menciptakan bakat baru pada diri Anda.
Mengembangkan talenta dan bakat pada anak adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua, kakak, ataupun keluarga dekat. Ada lima faktor yang menentukan seorang anak atau remaja bisa menggali potensi maksimal mereka dan berhasil meraih mimpi. Keluarga, sekolah, lembaga agama, media dan komunitas. Ketiga faktor pertama banyak memberikan input positif kepada seorang anak ataupun remaja, namun media dan komunitas menyumbang sebagian besar konten negatif dalam kehidupan mereka. Ironisnya, di era serba digital saat ini, seorang anak muda lebih banyak menyerap nilai-nilai dari media dan komunitas dibandingkan dari keluarga, sekolah, maupun lembaga agama. Karenanya CBN mengambil tanggung jawab dengan membuat sebuah gerakan pemuridan, Generasi Zeru Movement. Didukung oleh tayangan media di dua stasiun TV nasional, Generasi Zeru membangkitkan anak-anak muda yang berpotensi dan menginspirasi mereka membentuk komunitas-komunitas positif di sekolah. Visi Generasi Zeru adalah menolong anak muda mengenal identitas mereka di dalam Tuhan sehingga mereka mampu meraih mimpi.
Anda dapat mendukung gerakan ini dengan menjadi Mitra CBN. Bergabung berdonasi bersama kami melalui form di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Pastikan Anda melakukan konfirmasi kepada kami setelah donasi Anda dikirim dan dapatkan hadiah menarik untuk Anda sebagai bentuk apresiasi dari kami. Generasi Zeru untuk Anak Muda Meraih Mimpi!