Belas Kasih Mampu Membawa Damai
Views : 6734 |
Wed September 28th, 2016
Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Internasional dan ditetapkan secara resmi oleh PBB di tahun 1991. Suara tentang perdamaian sudah dikisahkan sejak tahun tersebut dalam cerita Legenda Burung Bangau Kertas oleh gadis kecil Jepang berumur dua tahun, yakni Sadako Sasaki yang meninggal di usia 12 tahun akibat radiasi bom atom di Hiroshima. Sadako menyerukan perdamaian lewat 1.000 burung bangau kertas yang dilipatnya bersama teman-temannya pada November 1954-1955 ketika ia dalam perawatan di rumah sakit karena diagnosa penyakit Leukemia akibat radiasi bom. Melalui 1.000 Burung Bangau Kertas yang kemudian dikubur bersama-sama dengan Sadako ketika ia meningal dunia, ia ingin menyampaikan satu hal besar kepada dunia, yaitu “Kore wa bokura no sakebi desu. Kore wa watashitachi no inori desu. Sekai ni heiwa o kizuku tame no” artinya Ini adalah seruan kami. Ini adalah doa kami. Untuk membangun kedamaian di dunia. Lalu, bagaimana damai itu ada apabila kebencian sudah memenuhi hati seseorang?
Niel yang berusia 30 tahun sudah terlalu lama tenggelam dalam dendam dengan papanya. Niel merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dan memiliki perangai yang taat kepada orang tuanya. Ketika kelas 4 SD, mama Niel dipanggil TUHAN karena sakit kanker payudara. Karena Niel masih kecil, pemikirannya masih jauh tentang keberadaan papanya yang sudah sendiri. Dirinya melihat papanya memperlakukan pembantu seperti memperlakukan mamanya. Karena selalu diancam, Niel takut untuk menceritakannya kepada siapapun. Sesekali kalau sang papa marah tanpa sebab, Niellah yang menjadi sasaran amarah. Papa Niel juga selalu membandingkannya dengan saudaranya yang lain, tidak jarang bagi Niel merasakan setiap pukulan yang membuat hatinya menjadi sangat sakit.
Peristiwa yang terus berlangsung hingga kelas dua SMP itu menjadikan rasa sakit hatinya sudah sangat tidak terbendung lagi. Akibatnya, tidak pernah sekalipun Niel menyapa papanya bahkan keributan besar antara dirinya dengan sang papa juga terjadi ketika emosi Niel memuncak. Teman-teman Niel yang masih mau mengingatkannya untuk kembali pada jalan yang benar tidak pernah didengarnya. Hingga dia memutuskan untuk curhat ke Konseling Center CBN.
Setelah melalui proses yang panjang bersama konselor CBN, Niel memutuskan untuk bertobat dan mengampuni papanya. Ketika rasa benci terhadap sang papa muncul, maka ketika itu pula Tuhan melepaskan rasa belas kasih pada dirinya. Dengan hati yang tulus, Niel memutuskan mengampuni sang papa dan hubungan keduanya sekarang mejadi semakin baik. Tidak hanya itu, buah belas kasih yang Niel berikan juga membawa dampak bagi papanya menjadi lebih baik, tidak marah-marah lagi, selalu sabar dalam hubungan sehari-hari.
Walaupun rasa benci kita terhadap seseorang sangat besar, namun ketika kita memilih untuk melepaskan belas kasih kita pada orang tersebut, maka secara tidak langsung kita sudah memutuskan untuk mengampuni. Sama seperti Sadako yang memberikan kasih sayangnya pada dunia untuk sebuah perdamaian, Niel membiarkan Tuhan mendamaikan dirinya dengan sang papa. Niel menyatakan banyak terimakasih atas inspirasi, nasehat maupun doa-doa yang diberikan oleh tim konselor CBN.
Tim Konseling Center CBN dengan setia mendoakan setiap permasalahan yang datang baik melalui telepon, SMS, email, atau chatting. Jadilah Mitra CBN dan biarkan setiap pelayanan yang tim konseling kami berikan tidak hanya berhenti untuk Niel saja tetapi juga untuk semua orang. Dukungan donasi Mitra CBN adalah sepenuhnya untuk layanan Konseling Center CBN 24 jam dan pelayanan media CBN lainnya.Tulis data diri Anda di bawah ini atau SMS ke 0 81.5965.5960. Ketik JC # Nama Lengkap # Email. Pastikan data diri ditulis dengan benar, karena akan ada Special gift bagi Anda yang pertama kali menjadi Mitra CBN.