Kata
siapa, anak Tuhan hanya bisa bernyanyi dan beribadah di gereja saja? Di
IMAGO Hack 7, ratusan anak Tuhan berkolaborasi untuk menciptakan sebuah
terobosan yang berdampak bagi lingkungan, masyarakat, dan berbagai
bidang lainnya untuk bangsa ini. IMAGO Hack 7 sendiri adalah sebuah
kompetisi kreatif, dimana anak-anak Tuhan berkumpul, bersatu dan
berkolaborasi untuk mengaktifkan talenta mereka di bidang media,
teknologi, dan industri kreatif lainnya.
Selama 3 hari, sebanyak 134 orang yang berasal dari beragam komunitas dan persekutuan gereja hadir dan berpartisipasi di event,
yang diadakan pada tanggal 7 hingga 9 Juli 2017 yang lalu di Kejora HQ,
Jakarta. Para peserta kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
sesuai minat mereka. Di setiap kelompok memiliki orang-orang yang ahli
di bidangnya, yang disebut sebagai hustler, hipster, dan hacker. Hustler adalah mereka yang pada umumnya berperan sebagai project manager; biasanya memiliki pengalaman mengelola sebuah proyek atau sebuah organisasi. Peserta yang disebut hustler berasal dari latar belakang business development, marketing, dan operational. Hipster adalah mereka yang akan berperan sebagai designer, berurusan dengan bagaimana tampilan dari sebuah produk atau proyek, termasuk marketing tools yang dibutuhkan. Peserta dengan latar belakang graphic design, UI/UX, product design, motion graphic, art directing, videography, dan sejenisnya merupakan orang-orang di dalam kategori ini. Sedangkan hacker adalah mereka yang akan berperan sebagai programmer dalam proses pembuatan produk aplikasi digital dalam versi apapun. Peserta dengan latar belakang programming atau coding, terdaftar dalam kategori ini.
Menariknya
di dalam kompetisi ini, para peserta atau tim dibekali oleh
mentor-mentor terbaik di bidangnya guna membimbing para peserta,
sehingga proyek atau karya yang mereka ciptakan menjadi lebih nyata
penggunaannya di masyarakat. Nama-nama seperti Marsya Manopo, Barry
Likumahua, Andy Zain, Billy Boen, Tracy Trinita, Christofer Tapiheru,
Josua Iwan Wahyudi, Benny Pattinasarani, Ellen Nio, Daniel Giovanni, dan
masih banyak lagi yang menjadi mentor pada kompetisi ini. Bukan disebut
sebuah kompetisi, jika tidak memiliki juri dan pemenang. Di penghujung
acara, setiap tim diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerja mereka dan dinilai oleh juri-juri yang kompeten, seperti Andy
Zain, Hartono Sugianto, Ericko Tandayu, Ary M. Wibowo, dan Ryan Jauwena.
Kompetisi bergengsi ini pun dimenangkan oleh tim Bloodstopper, dengan
ide terobosan menghentikan darah dan menolong korban perang menggunakan
pelepah pisang. Sedangkan posisi runner up
ditempati oleh Abba, yang menciptakan aplikasi alkitab suara di ponsel
sehingga kapan dan dimana saja, orang dengan mudah mendengarkan
renungan.
Melalui
kegiatan ini, kami bisa melihat semangat anak-anak muda kristen yang
rindu membawa perubahan yang baik bagi lingkungan mereka. Di IMAGO HACK
7, mereka bisa bertemu dengan orang-orang yang mempunyai visi yang sama
dan mewujudkan ide-ide mereka menjadi sebuah kenyataan. Mimpi-mimpi
besar mereka untuk negeri ini tidak akan terwujud jika bukan melalui support Anda. Mari hadirkan dukungan untuk mereka lebih banyak lagi, sehingga dapat membantu project-project
para pemenang dan penggagas inovasi lainnya benar-benar dapat
direalisasikan. Dukung mereka sebagai Mitra CBN melalui formulir di
bawah artikel ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email.
Dukungan Anda melalui donasi rutin setiap bulannya juga bisa membantu
generasi muda dalam meraih mimpi mereka bersama Generasi Zeru. Jadi,
tunggu apalagi? Daftar sekarang dan kirimkan konfirmasi pendaftaran
Anda.