Belajar Dari Belalang Juta, Tulah yang Menimpa Mesir
Views : 9305 |
Mon February 6th, 2017
“Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas; pelanduk,bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu;belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur;cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.” Amsal 30:24-28
Siapa tidak mengenal istilah ‘bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh’? Istilah yang sama berlaku juga pada kelompok belalang yang merupakan tulah kedelapan yang ditimpakan Tuhan kepada Firaun dan seluruh penduduk Mesir (Keluaran 10). Seekor belalang tentu tidak akan mungkin bisa menjadi sebuah musibah bagi Mesir, tapi bagaimana dengan ribuan atau jutaan belalang?
Menurut penelitian, tulah belalang yang menimpa Firaun dan penduduk Mesir adalah Belalang Juta. Belalang jenis ini biasanya hidup sendiri, namun mereka dapat hidup berkelompok (networking). Ketika sendiri, Belalang Juta hanya bisa terbang paling jauh 3 meter, sedangkan ketika berkelompok atau bersama-sama, mereka dapat terbang berpuluh-puluh kilo bahkan lintas pulau dan lintas benua. Bahkan menurut penelitian, kelompok belalang ini dapat menjangkau luas wilayah sampai 16 juta kilometer di dunia ini, menutupi suatu area dengan luas 1.200 kilometer dan jumlahnya per kelompok sekitar 40-80 juta belalang setiap kilometer persegi.
Bagian yang menarik lainnya dan dapat kita pelajari bersama ialah proses ketika mereka hidup berkelompok, dimana biasanya dimulai dari adanya sentuhan kaki antara satu belalang dengan yang lain. Ketika itu terjadi, ada peningkatan kadar metabolik yang disebabkan oleh hormon pada belalang. Hormon inilah yang kemudian mendorong mereka untuk hidup berkelompok (networking) dan salah satu tanda mereka mulai berkelompok adalah terjadi perubahan warna belalang dari hijau ketika sendirian, menjadi hitam atau kuning. Perubahan yang kedua adalah badan menjadi pendek guna menyesuaikan diri ketika terbang secara berkelompok, dan proses yang terakhir adalah mengeluarkan hormon yang sama. Hormon inilah yang menjadi tanda kesamaan di antara mereka. Apa yang dapat kita pelajari secara bersama-sama melalui belalang ini?
1. Harus ada perubahan warna jika ingin melakukan networking.
Perubahan warna ini bicara mengenai perubahan identitas dari egosentris berubah menjadi berpusat kepada kepentingan bersama.
2. Dinamis
Belalang secara otomatis berubah menjadi pendek ketika berkelompok supaya dapat terbang bersama-sama. Dalam berjejaring kita harus dinamis supaya kita dapat terbang bersama. Segala hal yang menghalangi networking harus disingkirkan.
3. Hormon yang sama
Hal ini berbicara mengenai visi yang sama di dalam Tuhan. Sebuah visi bisa mempersatukan perbedaan sebesar apapun dan menjadikannya kekuatan dalam kerjasama tim.
Belalang berkerumun atau berkelompok muncul ketika ada krisis, yaitu krisis makanan. Dunia kini juga sedang mengalami krisis generasi, dimana sebuah generasi mulai memiliki nilai-nilai yang jauh bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan.
Jika CBN hanya seorang diri, pelayanan ini tidak bisa melakukan apa-apa. Karenanya tema pelayanan CBN tahun ini adalah United to Build: Collaborate, Innovate, Accelerate. Bersama-sama dengan gereja lokal dan tubuh Kristus lainnya, kita akan mampu membuat dampak yang luar biasa. Bersinergilah bersama kami untuk generasi penerus dengan menjadi Mitra CBN.
Tuliskan data diri Anda melalui form di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960, dengan mengetik JC # Nama Lengkap # Email. Pastikan Anda melakukan konfirmasi kepada kami setelah donasi Anda dikirim dan dapatkan hadiah menarik untuk Anda sebagai bentuk apresiasi dari kami. Mari bersatu untuk generasi!